Diakses pada 22 Oktober 2013
uji biuret
Uji
Biuret
No. Zat Uji Hasil Uji Biuret Polipetida (+/-)
1 Albumin 2 % Berwarna Ungu +
2 Gelatin 2% Berwarna Violet +
3 Kasein 0.5% Berwarna Ungu +
4 Glisin 2% Berwarna Biru -
Polipeptida mempuyai perbedaan dengan protein. Polipeptida mempunyai residu
asam amino ≤ 100 dan dan bobot mulekul ≤ 6.000. Sedangkan, pada protein residu
asam amnionya ≥ 100 dan bobot mulekulnya ≥ 6.000. Pada praktikum ini, zat uji
Glisin menunjukkan hasil negatif dengan indikasi terbentuknya warna biru adalah
karena tidak adanya ikatan peptida. Glisin adalah salah satu asam amino esenial
dengan rumus bangun NH2—CH2CO2H. Sedangkan pada Albumin, Gelatin dan Kasein rumus bangunya lebih
kompleks dan mengikat dua atau lebih asam amino esensial , sehingga terbentuk
ikatan peptida.
Jadi, ikatan peptida hanya terbentuk apabila ada dua atau lebih asam amino
esensial yang bereaksi.
Uji Biuret. Sebanyak 3 mL
larutan protein ditambah 1 mL NaOH 10% dan dikocok. Ditambahkan 1-3 tetes
larutan CuSO4 0.1%. Diamati timbulnya warna.
Pada pengendapan protein oleh logam, oleh garam, oleh alkohol, uji koagulasi
dan denaturasi protein. Kedalam 3 ml albumin ditambahkan 5 tetes larutan HgCl2
2%, percobaan diulangi dengan larutan Pb-asetat 5%, dan AgNO3 5%. Sepuluh ml
larutan protein dijenuhkan dengan amonium sulfat yang ditambahkan sedikit demi
sedikit, kemudian diaduk hingga mencapai titik jenuh dan disaring. Lalu diuji
kelarutannnya dengan ditambahkan air, untuk endapan diuji dengan pereaksi
Millon dan filtrat dengan pereaksi biuret. Ditambahkan 2 tetes asam asetat 1 M
ke dalam tabung yang berisi 5 ml larutan protein, kemudian tabung tersebut
diletakkan dalam air mendidih selama 5 menit. Lalu diambil endapan dengan
batang pengaduk, untuk endapan diuji kelarutannya dengan air , sementara
endapan dengan pereaksi Millon. Disiapkan 3 tabung reaksi, tabung pertama diisi
campuran sebagai berikut ; 5 ml larutan albumin, 1 ml HCl 0,1 M dan 6 ml etanol
95%. Ke dalam tabung kedua dimasukkan5 ml larutan albumin, 1 ml NaOH 0,1 M dan
6 ml etanol 95%. Ke dalam tabung ketiga 5 ml larutan albumin, 1 ml buffer
asetat ph 4,7 dan 6 ml etanol 95%.
Pada percobaan denaturasi protein siapkan 3 tabung reaksi, tabung reaksi
pertama diisi 9 ml larutan albumin dan 1ml HCl 0,1 M, tabung reaksi kedua 9 ml
larutan albumin dan 1 ml NaOH 0,1 M dan kedalam tabung reaksi ketiga
ditambahkan hanya 1 ml buffer asetat pH 4,7.
Pada uji biuret, semua protein yang diujikan memberikan hasil positif. Biuret
bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada
asam amino dalam protein. Fenol tidak bereaksi dengan biuret karena tidak
mempunyai gugus -CO dan -NH pada molekulnya.
Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini
terjadi pada albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan AgNO3 dan Pb-asetat.
Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan
dengan protein membentuk endapan logam proteinat. Protein juga mengendap bila
terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi dalam larutan
protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik mengendapkan protein
karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein
untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang direaksikan dengan pereaksi
millon memberikan warna merah muda, dan filtrat yang direaksikan dengan biuret
berwarna biru muda. Hal ini berarti ada sebagian protein yang mengendap setelah
ditambahkan garam.
http://www.rismaka.net/2009/06/uji-kualitatif-protein-dan-asam-amino.html
Pada Uji Biuret, Ion Cu2+ (yang dihasilkan dari CU2SO4) dari pereaksi Biuret
dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida
yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet.
Protein mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat
(HNO3) pekat akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah
menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana
basa akan terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga.
Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada molekul
protein menjadi senyawa intro yang berwarna kuning.
Mudah-mudahan membantu meski udah lama banget nih praktikum kek gini:P
Tambahan aja nih,
Dalam Uji Biuret biasanya dipakai bahan-bahan kayak Albumin, Glisin, Kasein dan
Gelatin. Nah, kalo ditetesin Cu2+ yang gak berubah jadi UNGU adalah GLISIN (dia
akan berwarna BIRU)
Polipeptida mempuyai perbedaan dengan protein. Polipeptida mempunyai residu asa
dan mengikat dua atau lebih asam amino esensial , sehingga terbentuk ikatan
peptida. m amino ≤ 100 dan dan bobot mulekul ≤ 6.000. Sedangkan, pada protein
residu asam amnionya ≥ 100 dan bobot mulekulnya ≥ 6.000. Glisin adalah salah
satu asam amino esenial dengan rumus bangun NH2—CH2CO2H. Sedangkan pada
Albumin, Gelatin dan Kasein rumus bangunya lebih kompleks
Uji Xanthoproteat
Kalo yang dipake bahan-bahan kek fenilanalin, tirosin, albumin, riptofan Ada
sebagian peptida dan protein yang mempunyai gugus asam amino berinti benzena.
Seperti fenilanalina, tirosin, albumin, riptofan dan lain sebagainya. Hasil
positif pada zat uji albumin dan triptofan mengindikasikan keduanya terdapat
inti benzena, yaitu dengan indikasi terbentuknya lapisan jingga atau kuning
jingga. Kalo pada kasein dan gelatin menghasilkan lapisan merah dan bening
mengindikasikan negatif.
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=63769340
Biuret Test Untuk Protein
Kehadiran ikatan-ikatan peptida dideteksi dengan melakukan uji kimia bernama
biuret test. . Dalam tes ini adalah pertama sampel dipanaskan dan kemudian
Natrium Hidroksida dicampur ke dalamnya.
Tetes dari 1 persen tembaga (II) sulfat ditambahkan perlahan-lahan. Tembaga II
dikurangi menjadi tembaga Aku di dalam tes positif.
Hal ini membantu untuk membentuk sebuah kompleks dengan nitrogen dan karbon
dari ikatan-ikatan peptida dalam larutan basa. Suatu perubahan warna sampel
pengujian akan memberikan suatu hasil positif atau negatif. Ketika sampel
berubah menjadi ungu itu berarti bahwa sampel mengandung protein. Ikatan-ikatan
peptida terjadi dengan frekuensi yang kurang lebih sama untuk sebagian besar
protein per gram bahan. Jadi untuk menentukan konsentrasi reaksi biuret protein
dapat digunakan. Jika konsentrasi adalah lebih, sampel akan berubah menjadi
ungu yang lebih mendalam.
Banyak protein mengandung sulfur. Mereka kompleks dengan molekul yang terdiri
dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Asam amino adalah hasil dari blok
ini protein dan mereka terhubung oleh ikatan peptida. Ada banyak kesamaan
antara asam amino dan molekul biuret dan keduanya bereaksi dengan cara yang
sama. Reagen Biuret biru muda solusi, yang berubah menjadi ungu jika dicampur
dengan larutan yang mengandung protein. Sebuah kompleks warna ungu terbentuk
ketika ion tembaga dari Reagent Biuret bereaksi dengan ikatan peptida pada
rantai polipeptida.
Karena protein dibuat dari asam amino, kehadiran ikatan-ikatan peptida selama
uji Biuret protein akan selalu memberikan hasil positif untuk semua jenis
makanan berbasis protein.
http://aldhini.blogspot.com/2009/11/uji-biuret.html